Sabtu, 11 Juni 2016

FF [Chapter] [BTS] I'm Singing For You Chapter 1



Author  : Shin_Jeon a.k.a Nur Alvianti Dewi
Genre   : Romance,  school life, etc
Cast       : Kim Yerim (Red Velvet)
                  Jeon Jungkook (BTS)
                  Kim Taeyeon (SNSD)
                  Kwon Jiyong (Big Bang)
                  Other cast (Kalian bisa nemuin sendiri)
Note      : Semua cast di sini milik Tuhan, gue cuma pinjem namanya. FF ini asli murni dari otak gue, jika ada kesamaan tokoh atau alur gue minta maaf. Hargai kerja keras gue nulis FF ini, minimal Comment, butuh krisarnya CHINGUDEUL ^^


Namaku Kim Yerim. Aku bersekolah di universitas ChungAng, jurusan musik dan teater. Aku termasuk gadis pintar *eaa, sombong*. Aku punya banyak teman, dan punya seorang musuh. Entah kenapa aku mempunyai seorang musuh. Bukan musuh tapi lebih mendekati dengan teman yang sangat menyebalkan. Dia Jeon Jungkook. Seorang namja yang tampan, menurut para gadis di kampus (kecuali aku). Mempunyai banyak fansgirl, yang sering mengirimkan surat padanya secara diam-diam. Aku sering melihat mereka mengirimkannya di loker Jungkook saat istirahat ataupun pulang sekolah. Bahkan mereka memintaku untuk menyampaikannya pada Jungkook langsung. Dan apa tanggapan Jungkook saat menerima surat itu? Ia bilang, ‘sebenaranya aku tidak ingin jadi populer atau apapun. Aku hanya ingin hidup damai tanpa mengalami teror-teror yang datang setiap hari. Bahkan aku disuruh untuk membaca semua surat yang telah mereka kirim. Apa itu penyiksaan?’. Yah, kupikir Jungkook benar saat ini. Belakangan ini, Jungkook sering murung di kelas, bukan murung, lebih tepatnya mengantuk. Mungkin dia terlalu sering membaca surat-surat para fansgirlnya.
                “Kim Yerim!”
                “Oh God!” aku tersentak. Refleks aku menoleh ke belakang. Yya, Jungkook berdiri sambil tersenyum kemenangan.
                “Yya! Jeon Jungkook! Tidak bisakah kau tidak menggangguku satu hari saja?” gerutuku, lalu mulai bangkit meninggalkan Jungkook.
                Baru satu langkah berjalan, Jungkook menarik ikat rambutku, dan membawanya pergi. Aku mulai geram dengan perlakuannya. Aku mengejar Jungkook dengan sekuat tenaga, tapi aku tidak bisa melampaui kecepatan lari Jungkook.
                Aku berdiri sambil memegang kedua lututku. “Jeon Jungkook! Kembalikan ikat rambutku!”
                “Ayo, kejar aku jika kau bisa! Aku akan memberikan ikat rambut ini, jika kau melampauiku! Arra?” balas Jungkook.
                Anak itu benar-benar. Dia membuat moodku jengkel seketika. Aku berniat kembali mengejarnya, apa daya, kakiku tidak bisa diajak kompromi. Aku jatuh terduduk lemas. Ugh, sedangkan Jungkook sudah menghilang di balik koridor.
                “Ikat rambutku...” gumamku.
                “Sudahlah, biarkan saja Jungkook, jangan paksakan dirimu.”
                Aku melihat sebuah tangan (?) terulur. Aku mendongak. Oh God! Tebak siapa yang menolongku? Dia seorang namja yang cool, tampan dan berkarisma. Oh, dia namja yang ku kagumi sejak dulu. Dia adalah Kwon Jiyong, seniorku yang juga punya banyak fansgirl. Dia bersama Jungkook menjadi pria tertampan versi Universitas ChungAng.
                “J-jiyong sunbaenim,” ucapku gugup. Oh, sekarang pipiku memerah karena dia tersenyum padaku.
                “Mau ku bantu?” tawar Jiyong padaku. Kini dia berlutut di hadapanku. Kau bisa membayangkannya sendiri. Ini sangat romatis.
                Tanpa babibu aku menggenggam tangan kekar Jiyong *ealah modus*. Dia membantuku berdiri. Kemudian ia melepaskan genggamannya.
                “Siapa namamu?” tanya Jiyong.
                Dia menanyakan namaku? Kwon Jiyong menanyakan namaku? Apa ini mimpi? Ini mimpi yang terlalu indah untuk gadis sepertiku.
                “Ehm... Kim Yerim,” balasku menatap ke bawah, tidak berani menatap Jiyong langsung. Aku hanya tidak ingin pipiku kembali memerah karena melihat matanya.
                “Yerim, menurutku kau tidak usah mengambil ikat rambut itu. Kau sangat cantik jika rambutmu terurai *eww gombal*,” ucap Jiyong yang membuat pipiku merona.
                “Jinjjayo? Kamshahamnida,” balasku kikuk. Aku mendongak, ternyata Jiyong menatapku dalam. Ah, tatapannya membuatku merinding. Aku tersenyum padanya untuk pertama kali. Aku tidak pernah merasa sedekat ini dengan orang yang ku kagumi. Tangan Jiyong terangkat untuk menggapai puncak kepalaku. Aku menelan ludah. Omo! Dia, dia, apa yang akan dia lakukan?
                “Kim Yerim!”
                Sontak aku menoleh ke sumber suara, dan Jiyong menurunkan kembali tangannya. Aku memicingkan mataku. Aku menangkap seorang namja berjalan ke arahku dan Jiyong sambil setengah berlari.
                “Eoh, Jungkook?” gumamku.
                Jungkook membungkuk ke arah Jiyong sambil menyapanya. “Annyeong Jiyong sunbaenim, bolehkah aku membawa Yeri ke kelas? Kelas kami ada rapat.”
                “Tapi, bukan-, eoh, appo,” jeritku saat Jungkook menginjak kaki kiriku.
                Jungkook buru-buru menggeretku menjauh dari Jiyong. Karena kesal aku menarik kasar tangan Jungkook.
                “Yya! Jungkook! Kau kenapa? Hampir saja Jiyong sunbaenim mau memegang kepalaku! Kau ini benar-benar! Moodku kacau gara-gara kau! Kembalikan ikat rambutku!” ocehku pada Jungkook.
                Alih-alih menjawab ocehanku, Jungkook malah mencekal tangan kiriku. Lalu mendorongku hingga terhimpit oleh dinding. Tangan kanannya bertumpu pada tembok. Aku membulatkan mataku atas perlakuan Jungkook padaku. Jungkook menatapku tulus, sangat tulus. Aku mulai gugup sekarang.
                “Jungkook-ya,” lirihku takut akan sikap Jungkook saat ini.
                Dia hanya diam saja. Alih-alih menjawab, dia malah mendekatkan wajahnya pada wajahku. Wajahnya semakin mendekat, sehingga aku merasakan hembusan nafasnya yang membuatku merinding.
KKEUT~
TO BE CONTINUE